Sabda Pandita Ratu
Sebuah Refleksi Jatidiri Pemimpin
SABDA PANDHITA RATU TAN KENA WOLA-WALI. Ungkapan ini rasa-rasanya telah melekat dalam keseharian masyarakat Jawa. Apalagi jika dikaitkan dengan kepemimpinan, ungkapan ini begitu tepat menohok pada kepribadian seorang pemimpin, terutama dalam sikapnya ketika mengambil sebuah kebijakan.
Sabda Pandita Ratu adalah ucapan pimpinan yang seharusnya menjadi harapan rakyat kepada mereka. Ratu dan Pandita merupakan sebuah kesatuan. Seorang pemimpin harus mampu menyeimbangkan diri baik dalam aspek spiritual maupun material, dan inilah yang menjadikan beratnya tanggung jawab sebagai seorang pemimpin. Terlebih dengan ungkapan “Sabda brahmana raja sepisan dadi tan kena wola-wali” yang bermakna, ucapan pendeta atau raja atau lebih tepatnya seorang pemimpin, tidak boleh mencla-mencle. Apa yang diucapkan, menjadi pegangan bagi rakyatnya. Apa yang telah dikatakan, menjadi pegangan dari semua pihak, bahwa apa yang diucapkannya itu akan dilaksanakan. Bayangkan saja bila seorang pimpinan bersikap mencla-mencle pada apa yang diutarakan? Tak hanya membingungkan rakyatnya, namun juga akan merusak citra dirinya.
Untuk itulah, seorang pemimpin juga harus memegang prinsip berbudi bawa leksana. Berbudi bawa leksana dapat berarti, mempunyai sifat teguh memegang janji, setia pada janji, atau secara harafiah, bawa leksana dapat juga diartikan sebagai satunya kata dan perbuatan. Untuk berucap, seorang pemimpin harus benar-benar berhati-hati, mengingat ia harus bawa leksana, atau sama dalam ucapan dan tindakan.
Itu sebabnya, masyarakat Jawa sangat memperhatikan deduga,prayoga, watara dan reringa, sebelum mengucapkan kata demi kata. Apalagi bagi seorang pemimpin yang “sepisan dadi tan kena wola-wali”. Maka benarlah yang memberi penegasan, sabda pandita ratu memiliki resiko yang tak kecil. Tanggung jawab yang diemban teramat besar. Sepantasnyalah, seorang pemimpin harus selalu memikirkan secara jernih dan bijak apapun, dalam situasi apapun, sehingga bijaklah setiap apa yang terlontar dari mulut penguasa. Ajining diri gumantung ana ing lathi.
(Fadhil Nugroho/CN41)
0 Responses to “Sabda Pandita Ratu”