BI Optimis Tatap Pertubuhan Ekonomi Tahun Depan
Sabtu, 24-11-2012 11:32
BI
JAKARTA, PESATNEWS- Bank Indonesia optimistis terhadap prospek perekonomian Indonesia pada 2013 karena memiliki modal dasar yang baik.
“Kita patut untuk tetap optimistis karena kita memiliki modal dasar yaitu perekonomian yang telah teruji stabil, permintaan domestik dengan basis kelas menengah yang tengah tumbuh, serta ketersediaan ‘policy space’ yang cukup memadai untuk meredam risiko global,” kata Gubernur BI Darmin Nasution saat pidato dalam “Pertemuan Perbankan Tahunan 2012” di Gedung BI di Jakarta, Jumat (23/11) malam.
Menurut Darmin, ketiga basis kekuatan ekonomi tersebut akan tetap menumbuhkan keyakinan pelaku ekonomi, sehingga dapat menjadi daya dorong untuk berlanjutnya proses akumulasi modal.
“Beberapa indikator terkini menunjukkan pemupukan modal untuk pengembangan kapasitas produksi, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri masih terus meningkat,” kata Darmin.
BI memperkirakan laju pertumbuhan investasi yang pada 2012 diperkirakan tumbuh 10,7 persen diperkirakan masih akan meningkat ke 11,6 hingga 12 persen pada 2013.
“Dengan investasi yang meningkat pada gilirannya akan mampu menjaga kekuatan daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2013 dapat dipertahankan pada tingkat 5 persen hingga 5,4 persen,” kata Darmin.
Ia memperkirakan untuk ekspor tumbuh meningkat 5,4 persen hingga 5,8 persen.
“Kami optimistis perekonomian nasional pada 2013 akan tumbuh 6,3 hingga 6,7 persen. Saya meyakini, pencapaian pertumbuhan akan menuju batas perkiraan tersebut (6,7 persen, red.) apabila simpul-simpul kendala struktural dapat diatasi,” katanya.
BI juga memperkirakan, meski pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tetap tinggi, tekanan inflasi pada 2013 tetap akan terkendali dalam kisaran sasaran yang ditetapkan yaitu 3,5 hingga 5,5 persen.[rvn/rp]
Ekonomi Nasional
Perkembangan Perekonomian Indonesia Penuh Misteri
Kamis, 29-11-2012 22:37
Jan Luiten van Zanden
YOGYAKARTA, PESATNEWS – Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam dan manusia yang cukup banyak. Namun dengan sumber daya yang melimpah tersebut Indonesia masih saja mengalami pertumbuhan yang tidak menentu dan timpang.
“Bahkan pertumbuhan perekonomiannya menunjukkan tingkat ketidakseimbangan yang demikian tinggi,” kata Prof. Jan Luiten van Zanden, ahli Sejarah Ekonomi Global Universitas Utrech, Belanda, Kamis (29/11/2012) di Gedung Margono FIB UGM.
Luiten menyebutkan fenomena tersebut mendorongnya untuk menelisik lebih dalam berbagai misteri yang tersembunyi di balik perkembangan ekonomi Indonesia. Ia pun menggandeng Daan Marks, Ph.D., staf Kementrian Keuangan Belanda untuk meneliti hal itu.
Hasil penelitian keduanya dituangkan dalam buku setebal 492 halaman yang berjudul “Understanding The Economic Growth of Indonesia: historiographical Notes on The Book of An Economic History of Indonesia 1800-2012”.
Dikatakan Luiten, buku tersebut mencoba menjawab berbagai pertanyan tentang arah pertumbuhan Indonesia melalui sebuah analisis sistematis atas evolusi perekonomian Indonesia jangka panjang. “Buku ini dibangun berdasarkan upaya yang intensif untuk merekonstruksi pendapatan nasional Indonesia,’ jelasnya saat membedah buku tersebut di hadapan puluhan mahasiswa UGM.
Sementara, dosen Jurusan Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistyono menyampaikan bahwa kehadiran buku ini mengisi kekosongan literature bacaan tentang sejarah perekonomian Indonesia mengikuti publikasi dari Howard Dick Thomas Linblad, Vincent Houben, dan The kian Wie sejak 10 tahun lalu.” Kehadiran buku tentunya ini semakin memperkaya publikasi tentang sejarah perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Singgih menuturkan buku memberikan penjelasan tentang sejarah perekonomian Indonesia jangka panjang. Dalam penyusunan penulis memaparkan kronologi perkembangan perekonomian Indonesia selama 200 tahun terakhir, mulai 1800 hingga 2012 secara runtut sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku. “ Buku ini lebih mudah utuk dimengerti oleh para sejarawan dalam memahami ekonometrik,” ujarnya. [yt/pn]
Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Bisa Capai 6,8 Persen
Selasa, 28-11-2012 14:19
Pertumbuhan ekonomi
JAKARTA, PESATNEWS- Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu meningkat sejak 2000. Bahkan pada 2013, pertumbuhan ekonomi diyakini bisa mencapai 6,8%.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2013 bisa mencapai 6,8%. Msekipun ada juga yang menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa mencapai 6,1%.
“Negara China dalam tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan pertumbuhan ekonominya, namun kita terus tumbuh,” ujar Agus Agus dalam acara Kompas 100 CEO Forum 2012 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (28/11).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada 10 tahun terakhir hanya sebesar 5,5%. Sedangkan pada 2012, pemerintah melihat pada kuartal empat ekonomi akan tumbuh menjadi 5,9% sampai 6,3%.
Bila hal itu tercapai, lanjutnya, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,2% sampai 6,3% year on year. “Indonesia menjadi yang tertinggi sejak 2000, sampai 2012 paling tinggi, dan tahun lalu paling tinggi 6,5 persen,” ucapnya.[rvn/rp]
Takut Rusuh, Pertamina Stop Pembatasan Pasokan BBM
Senin, 26-11-2012 16:37
Hatta Rajasa
JAKARTA, PESATNEWS – Dikhawatirkan terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) berpotensi memicu kerusuhan di beberapa daerah dan bisa menggangu stabilitas nasional, akhirnya PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk mencabut pengendalian pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Penghentian itu, menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, bisa dibenarkan bila memang dalam situasi mendesak seperti saat ini. “Ini darurat, Pertamina mengambil langkah itu untuk mengatasi situasi darurat. Dalam situasi darurat mengambil langkah darurat, saya kira bisa dibenarkan,” jelas Hatta di kantornya, Senin (26/11/2012).
Sebelumnya, Pertamina membatasi penyaluran BBM bersubsidi agar tidak melampaui kuota 2012 yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengakibatkan kelangkaan dan memicu kerusuhan di beberapa daerah seperti yang terjadi akhir pekan lalu di daerah Kutai Barat. “Ini tentu langkah yang diambil bersifat sementara dan darurat,” jelas Hatta.
Ia menyatakan akan mengevaluasi lagi implikasi kejadian ini terhadap anggaran yang dibebankan pada pemerintah. Namun, menurutnya yang terpenting kebutuhan masyarakat terpenuhi. “Mengatasi gejolak, karena masalah sosial jauh lebih penting untuk diatasi agar jangan sampai terjadi konflik,” tandas Hatta. [vvn/tr]
BI Prediksi inflasi Tahun Depan Meroket
Rabu, 21-11-2012 14:56
Inflasi
JAKARTA, PESATNEWS- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahun depan bisa mencapai lima persen. Kenaikan inflasi ini, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif tenaga listrik tahun depan.
“Awalnya kan inflasi kami perkirakan 4,5 persen plus minus 1 persen tahun depan,” kata Direktur Eksekutif Depertemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (21/11).
Dia mengatakan, dengan tingginya inflasi ini, tidak akan membuat ekonomi Indonesia mengalami kepanasan (overheating). “Kalau bisa dilihat juga gunakan harga asset yang bubble. Ekonomi kita tidak akan overheating tahun ini dan belum akan overheating tahun depan,” tegas dia.
Perry mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai kisaran 6,7 persen bisa ke bawah hingga 6,5 persen. “Tahun depan kami masih perkirakan 6,5 persen dan belum akan overheating, investasi akan tumbuh 10-12 persen, konsumsi akan tumbuh 5-5,5 persen,” jelas dia.
Perry menambahkan, kinerja ekspor diprakirakan akan membaik pada 2013 dengan peningkatan dari mitra dagang dan kenaikan harga komoditas dunia.[rvn/rp]
Recent Comments